09 April 2015
NAMA : Jajang Nurzaman
Asisten :1.Aji Artanto
NIM : 05121407004 2.Anita Sari
KELAS
: Agroekoteknologi 3.Lilian Rizkie
JUDUL
: Perbanyakan Jamur Antagonis 4.Lindah
Sari
Di Media Padat (GYA) 5.Rezalina
Indra P
6.Windy Lumban G
7.
Pebrianta Tarigan
8.
Andri Purniawan
Nilai
:
I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Budidaya tanaman merupakan suatu kegiatan pertanian yang dilakukan untuk
memperoleh hasil pertanian yang maksimal. Namun dalam melakukan pembudidayaan
kita tidak pernah luput dari yang namanya penyakit. Penyakit yaitu suatu
keadaan yang mana bagian-bagian tertentu dalam tumbuhan secara fisiologis tidak
dapat melakukan aktifitas dengan baik.
Jamur adalah suatu kelompok jasad hidup yang menyerupai tumbuhan
tingkat tinggi, karena mempunyai dinding sel, tidak bergerak, berkembang biak
dengan spora, tetapi tidak mempunyai klorofil. Jamur tidak mempunyai batang, daun, dan akar serta tidak mempunyai sistem
pembulu seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Jamur umumnya
berbentuk seperti benang, bersel banyak, dan semua dari jamur mempunyai potensi
untuk tumbuh, karena tidak mempunyai klorofil yang berarti tidak dapat memasak
makanannya sendiri, maka jamur memanfaatkan sisa-sisa bahan organik dari
makhluk hidup yang telah mati maupun yang masih hidup. Jamur yang
hidup pada tanaman yang masih hidup disebut parasit, karena menyebabkan
penyakit pada tanaman/pathogen.
Jamur yang menjadi patogen pada tanaman, mengganggu proses-proses
fisiologis pada tanaman yang menjadi inangnya. Gangguan yang terus
menerus merugikan aktifitas tanaman disebut penyakit tanaman. Jamur
merugikan tanaman dalam hal pengangkutan zat cair dan garam mineral, mengganggu
proses fotosintesis, serta mengganggu pengangkutan hasil-hasil proses
fotosintesis. Jamur juga dapat merusak akar, batang, daun, buah, dan bunga
serta hasil tanaman di tempat penyimpanan.
Selain jamur
pengganggu pertumbuhan tanaman ada juga jamur yang mengganggu pertumbuhan jamur
patogen pada tanamaman. Jamur ini berpengaruh baik bagi petani karna pertani
tidak harus menggunakan pestisida kimia untuk mengatasinya dengan demikian
penggunaan bahan kimia dapat di ditekan dengan mengandalkan musuh alami yang
banyak terapat di alam yang tidak berdampak negatif pada lingkungan kedepanya.
Contoh jamur antagonis adalah jamur trichoderma
sp .Potensi jamur Trichoderma sebagai
jamur antagonis yang bersifat preventif terhadap serangan penyakit tanaman
telah menjadikan jamur tersebut semakin luas digunakan oleh petani dalam usaha
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Disamping karakternya sebagai
antagonis diketahui pula bahwa Trichoderma,sp. Juga berfungsi sebagai
dekomposer dalam pembuatan pupuk organik. Aplikasi jamur Trichoderma pada
pembibitan tanaman guna mengantisipasi serangan OPT sedini mungkin membuktikan
bahwa tingkat kesadaran petani akan arti penting perlindungan preventif perlahan
telah tumbuh.
B. TUJUAN
Untuk mendapatkan biakan murni jamurAntagonis di
media padat GYA.
II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum pengelolaan
hayati dan pengelolaan habitat tentang perbanyakan jamur antagonis di media
padat (GYA) dilakasanakan pada tanggal 06 April 2015, pukul 10.00 WIB sampai
dengan selesai. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Fitopatologi,
jurusan Hama Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
B. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat yang di gunakan pada praktikum perbanyakan
jamur antagonis di media padat (GYA) adalah cawan petri, pinset, LAF, bunsen,
plastik isolasi dan bayclin. Sedangkan bahan yang di gunakan adalah 20 gram
gula, 10 gram yeast 1 bungkus agar dan 1 liter aquadest.
C. CARA KERJA
Untuk
praktikum perbanyakan jamur antagonis di media padat (GYA) langkah – langkah
kerja yang dilakukan adalah :
1. Siapkan
biakan jamur antagonisnya.
2. Siapkan
20 gram gula dan 10 gram yeast, agar dan aquadest.
3. Masukan
kedalam cawan petri, setelah media padat siap lalu lakukanlah perbanyakan jamur
antagonisnya.
4. Perbanyakan
dilakukan di dalam laminar air flow serta menghidupkan bunsen agar proses
perbanyakan akan berhasil.
5. Buka
perlahan tutup cawan petri berisi media padat kemudian putar-putar di belakang
bunsen lalu ambil sedikit biakan jamur antagonis lalu letakan di dalam cawan
petri yang berisi media padat lalu putar-putar kembali di belakang bunsen.
6. Bungkus
dengan plastik isolasi, lalu beri label nama praktikan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Foto
|
Keterangan
|
-
Komposisi media padatnya adalah
20 gram gula dan 10 yeast, agar dan aquadest
-
Jamur yang di biakan adalah jamur
yang bersifat antagonis
-
Reisolasi dilakukan di laminar
air flow dan pemindahanya di lakukan di belakang api bunsen.
-
Yang menjadi faktor keberhasilan
perbanyakan jamur antagonis di media padat ini adalah kondisi steril.
-
Dari gambar di samping menunjukan
bahwa perbanyakan jamur antagonis di media padat telah gagal, karena media
terkontaminasi sehingga tumbuh jamur yang tidak di kehendaki.
|
|
B. PEMBAHASAN
Pada praktikum tentang
perbanyakan jamur antagonis di media padat (GYA) tingkat keberhasilan sangat di
pengaruhi oleh ke aseptikan atau steril. Seharusnya sebelum perbanyakan
dilaksanakan semua alat dan bahan harus dalam konsidi steril agar tingkat
keberhasilan perbanyakan jamur antagonis di media padat (GYA) tinggi. Untuk
membuat media padatnya komposisi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan harus
tepat agar media padat (GYA) dapat di gunakan sebagaimana fungsinya. Penakaran
bahan – bahan untuk membuat media padat (GYA) di takar dengan menggunakan
neraca analitik, bertujuan agar tingkat keakuratanya 100%.
Sebelum praktikan
melakukan pemindahan, tangan praktikan harus di semprot alkohol atau bayclin
terlebih dahulu, kemudia proses perbanyakan di lakukan di dalam Laminar Air
Flow agar tingkat steril lebih tinggi, namun itu belum cukup memastikan steril
atau tidak maka di tambah dengan menyalakan api bunsen, proses pemindahan di
lakukan di sekitar api bunsen. Ini membuktikan bahwa keaseptikan sangatlah
penting dan menentukan berhasil atau tidaknya proses perbanyakan jamur
antagonis yang di inginkan. Apabila terjadi kontaminasi maka jamur yang akan
tumbuh adalah jamur-jamur yang tidak diinginkan misalnya jamur udara atau yang
lainya dan untuk jamur yang diharapkan kecil kemungkinan untuk tumbuh pada
media padat yang sudah terkontaminasi. Dapat dikatakan bahwa perbanyakan jamur
antagonis di media padat telah gagal.
Contoh jamur antagonis
yang diharapkan tumbuh adalah jamur trichoderma
sp jamur ini dapat menekan laju pertumbuhan jamur patogen yang menyerang
tanaman. Misalnya pada serangan JAP atau jamur akar putih yang sering di jumpai
pada tanaman karet. Dengan adanya jamur antagonis ini maka diharpkan petani akan
mengurangi penggunaan pestisida kimia yang dalam jangka waktu lama akan
menyababkan dampak negatif. Lain halnya dengan menggunakan musuh alami ini yang
sangat aman dan ramah lingkungan. Tetapi penggunaanya masi rendah, mungkin
karena sumber daya manusianya yang masih kurang atau karna ketidak tahuan
petani akan musuh alami ini.
IV. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang dapat di peroleh dari praktikum tentang perbanyakan jamur
antagonis di media padat (GYA) adalah :
1. Menggunakan
musuh alami adalah salah satu cara pengendalian hayati yang ramah lingkungan.
2. Jamur
antagonis tidak hanya dapat dibiakan pada media cair tetapi dapat juga di
biakan pada media padat GYA dengan komposisi yang tepat.
3. Keberhasialan
perbanyakan jamur antagonis ini terletak pada faktor sterilnya.
4. Alat-alat
yang di gunakan sebelumnya harus di sterilkan agar perbanyakan berhasil dan
tidak terjadi kontaminan.
5. Dari
gambar di atas menunjukan bahwa perbanyakan jamur antagonis di media padat GYA
telah gagal.
B. SARAN
Diharapkan
untuk praktikum kedepanya bahan yang digunakan sudah siap dan lengkap agar
tidak memakan waktu untuk melengkapi bahan. Untuk asisten sekiranya agar dapat
hadir seluruhnya agar pemberian materi lebih banyak dan lengkap serta praktikan
bisa mengenal smua asisten yang ada.
0 comments:
Post a Comment