Sunday, November 15, 2015

LAPORAN PRAKTIKUM LABA – LABA PREDATOR


12 Maret 2015
NAMA    : Jajang Nurzaman                       Asisten :1.Aji Artanto 
NIM        : 05121407004                                               2.Anita Sari
KELAS   : Agroekoteknologi                                      3.Lilian Rizkie
JUDUL   : Laba – laba Predator                                4.Lindah Sari
                                                                                       5.Rezalina Indra P
                                                                                       6.Windy Lumban G
                                                                                       7. Pebrianta Tarigan
                                                                                       8. Andri Purniawan
                                                                         Nilai :

 


I.     PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Salah satu musuh alami yang penting pada ekosistem tanaman kacang merah adalah laba-laba. Laba-laba dikenal sebagai predator generalis (umum) terhadap serangan hama. Laba-laba adalah agen pengendalian hayati yang potensial terhadap hama tanaman. Banyak jenis laba-laba yang telah dilaporkan memangsa beragam jenis hama pada tanaman pertanian. Pada tanaman kacang-kacangan ditemukan beragam jenis laba-laba yang potensial untuk dimanfaatkan secara optimal untuk menekan perkembangan populasi hama. Pengendalian secara alamiah atau biologi terhadap hama dan penyakit tanaman merupakan salah satu cara untuk mengurangi resiko terhadap kesehatan dan kerusakan lingkungan.
     Laba-laba (Araneae) adalah salah satu agen biologi yang sangat potensial dalam pengendalian hama serangga pada ekosistem pertanian. Kepadatan populasi dan kelimpahan spesies komunitas laba-laba (biodiversity) pada ekosistem alamiah dan termasuk pertanian adalah tinggi. Laba-laba adalah predator generalis berperan penting dalam mereduksi, dan mencegah terjadinya ledakan hama secara alami pada budidaya tanaman pertanian serta berkontribusi pada keanekaragaman hayati. Oleh karena itu laba-laba dapat dipertimbangkan membantu pengaturan (regulate) kepadatan populasi serangga hama. Sebagai predator generalis, laba-laba dianggap lebih efisien daripada predator spesialis untuk menekan hama pada habitat yang sering mengalami gangguan seperti praktek budidaya tanaman pertanian. Predator generalis dapat didukung oleh mangsa alternatif tanpa serangga herbivora.

B.  TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum tentang laba – laba predator adalah untuk mengetahui contoh – contoh laba – laba predator.



II.  PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A.  WAKTU DAN TEMPAT

Praktikum laba – laba predator dilakasanakan pada tanggal 12 Maret 2015, pukul 10.00 WIB sampai dengan selesai. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Insect, jurusan Hama Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

B.  ALAT DAN BAHAN
Adapun alat  yang di gunakan pada praktikum tentang laba – laba predator adalah mikroskop dan kamera. Sedangkan bahan yang di gunakan adalah serangga berupa laba – laba predator

C.  CARA KERJA
Untuk praktikum laba – laba predator langkah kerja yang dilakukan adalah :
1.    Cari laba – laba predator.
2.    Masukan laba – laba predator kedalam wadah yang aman.
3.    Amati dengan menggunakan mikroskop.
4.    Foto hasil dari pengamatan menggunakan mikroskop, sehingga laba – laba predator terlihat jelas.
5.    Beri keterangan.


III.   HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  HASIL
Jenis laba – laba prredator
Gambar
Keterangan
Pardosa pseudoannulata

-       Memiliki 4 pasang kaki
-       Warna cenderung gelap dan kulit berbulu
-       Biasanya habitatnya berada di permukaan tanah atau dekat pangkal tanaman.
-       Memangsa hama wereng
-       Memiliki garis yang bercahaya yang berbentuk huruf Y
-       Sering di sebut masyarakat dengan laba – laba srigala
-       Laba – laba ini banyak di temukan di lahan basah bekas olahan.


Tetragnatha javana


-       Memiliki kaki yang panjang
-       Memiliki 3 pasang kaki
-       Bentuk tubuh lonjong memanjang
-       Ukuranya tidak sebesar laba – laba pardosa.
-       Habitatnya biasanya berada di tajuk tanaman.


B.  PEMBAHASAN

Pardosa pseudoannulata Laba laba jantan memiliki 4 sampai 5 garis cahaya melintang disisi perut, sedangkan betina memiliki 3 garis cahaya yang memanjang bulat telur dan sepasang bintik bintik bulat.  Laba-laba ini sangat aktif memburu mangsanya memakan 5 sampai 15 mangsa setiap hari. Sering ditemukan di dekat pangkal tanaman. Mereka lebih senang memilih wereng sebagai mangsanya. Laba-laba ini memiliki perilaku dapat bersembunyi di dalam air. Laba-laba ini ditemukan dalam lahan basah yang baru diolah atau lahan kering. Berwarna coklat hingga abu-abu. Pada populasi yang tinggi, mereka juga memakan satu  sama lain. Laba-laba betina sebanyak 200 hingga 400 telur di dalam  kantung.  Dari kantung ini, sekitar 60 sampai 80 spiderlings menetas. Spiderlings baru menetas tetap melekat pada betina selama beberapa hari. Betina tinggal 3 sampai 4 bulan.
Laba-laba jantan menggoyangkan bagian mulutnya (yang tampaknya seperti kaki) untuk merayu betina. Setelah perkawinan, laba-laba betina menenun kantong telur yang disambungkan ke bagian belakang tubuhnya. Kantong ini dibawa ke mana-mana, juga saat berburu. Anak laba-laba yang menetas naik ke punggung induknya, yang mampu membawa 100 anak di punggungnya. Sesudah cukup besar, mereka turun dari induknya pada saat angin berhembus, mengangkat bagian belakang badannya, menenun sutera, dan ditiup angin ke tempat lain.
Laba laba tetragnata javana berhabitat di tajuk tanaman misalnya pada tajuk tanaman padi. Laba – laba ini memangsa hama – hama yang biasanya berada di tajuk tanaman misalnya hama wereng, belalang dan lain-lain. Laba – laba ini mempunyai bentuk tubuh pajang dengan di lengkapi tiga pasang kaki yang panjang pula. Kaki tersebut berfungsi untuk meloncat menerkam mangsanya. Tubuh laba – laba ini tidak sebesar dan setebal laba – laba pardosa, tubuhnya tipis dan lebih lunak. Tetragnatha javana merupakan famili tetragnathidae yaitu laba-laba yang sangat memanjang dan sangat tipis, berkaki panjang  ber-chelicerae (rahang) besar, spesies ini merupakan Arhtropoda karnivor yang memakan agas, serta larva Arthopoda herbivora.
Laba - laba ini memiliki kaki yang panjang dan berukuran tubuh 6-10 mm. Matanya tersusun dalam 2 baris yang berbeda. Perut berwarna kuning kecoklatan dengan panjang 4 kali lebar nya. memiliki rahang yang besar dibandingkan dengan kepalanya. Telur dari laba-laba ini ditutupi jaring seperti kapas yang diletakan di atas tanaman padi. Dia lebih suka lingkungan basah. Dia membangun jaring berbentuk cincin daimana dia menunggu mangsanya. Sehari dia dapat memakan 2-3 mangsa dalam sehari.

IV.   PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat di peroleh dari praktikum tentang laba – laba predator adalah :
1.    Keberadaan musuh alami seperti predator sangat membantu petani untuk menjaga kualitas produksinya.
2.    Laba – laba yang berhabitat di tajuk tanaman adalah laba – laba predator tetragnatha javana.
3.    Sedangkan laba – laba predator yang berhabitat di permukaan tanah dekat dengan pangkal batang adalah laba – laba pardosa pseudoannulata.
4.    Mangsa utama laba – laba predator di sawah adalah hama wereng.
5.    Dengan adanya musuh alami diharapkan dapat mengurangi penggunaan pestisida yang berbahan kimia yang dapat menumbulkan banyak efek negatif.

B.  SARAN

Diharapkan untuk praktikum kedepanya bahan yang digunakan sudah siap dan lengkap agar tidak memakan waktu untuk melengkapi bahan. Untuk asisten sekiranya agar dapat hadir seluruhnya agar pemberian materi lebih banyak dan lengkap serta praktikan bisa mengenal smua asisten yang ada.

0 comments:

Post a Comment

Total Pageviews

Powered by Blogger.

Labels

Pages

Contributors