12 Maret 2015
NAMA : Jajang Nurzaman Asisten :1.Aji Artanto
NIM : 05121407004 2.Anita Sari
KELAS
: Agroekoteknologi 3.Lilian Rizkie
JUDUL
: Laba – laba Predator 4.Lindah
Sari
5.Rezalina
Indra P
6.Windy Lumban G
7.
Pebrianta Tarigan
8.
Andri Purniawan
Nilai
:
I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah
satu musuh alami yang penting pada ekosistem tanaman kacang merah adalah
laba-laba. Laba-laba dikenal sebagai predator generalis (umum) terhadap
serangan hama. Laba-laba adalah agen pengendalian hayati yang potensial
terhadap hama tanaman. Banyak jenis laba-laba yang telah dilaporkan memangsa
beragam jenis hama pada tanaman pertanian. Pada tanaman kacang-kacangan
ditemukan beragam jenis laba-laba yang potensial untuk dimanfaatkan secara
optimal untuk menekan perkembangan populasi hama. Pengendalian secara alamiah
atau biologi terhadap hama dan penyakit tanaman merupakan salah satu cara untuk
mengurangi resiko terhadap kesehatan dan kerusakan lingkungan.
Laba-laba (Araneae) adalah salah satu agen
biologi yang sangat potensial dalam pengendalian hama serangga pada ekosistem
pertanian. Kepadatan populasi dan kelimpahan spesies komunitas laba-laba
(biodiversity) pada ekosistem alamiah dan termasuk pertanian adalah tinggi.
Laba-laba adalah predator generalis berperan penting dalam mereduksi, dan
mencegah terjadinya ledakan hama secara alami pada budidaya tanaman pertanian
serta berkontribusi pada keanekaragaman hayati. Oleh karena itu laba-laba dapat
dipertimbangkan membantu pengaturan (regulate) kepadatan populasi serangga
hama. Sebagai predator generalis, laba-laba dianggap lebih efisien daripada
predator spesialis untuk menekan hama pada habitat yang sering mengalami
gangguan seperti praktek budidaya tanaman pertanian. Predator generalis dapat
didukung oleh mangsa alternatif tanpa serangga herbivora.
B. TUJUAN
Adapun tujuan
dari praktikum tentang laba – laba predator adalah untuk mengetahui contoh –
contoh laba – laba predator.
II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum laba – laba
predator dilakasanakan pada tanggal 12 Maret 2015, pukul 10.00 WIB sampai
dengan selesai. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Insect, jurusan Hama
Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
B. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat yang di gunakan pada praktikum tentang laba –
laba predator adalah mikroskop dan kamera. Sedangkan bahan yang di gunakan
adalah serangga berupa laba – laba predator
C. CARA KERJA
Untuk
praktikum laba – laba predator langkah kerja yang dilakukan adalah :
1. Cari
laba – laba predator.
2. Masukan
laba – laba predator kedalam wadah yang aman.
3. Amati
dengan menggunakan mikroskop.
4. Foto
hasil dari pengamatan menggunakan mikroskop, sehingga laba – laba predator
terlihat jelas.
5. Beri
keterangan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Jenis laba –
laba prredator
|
Gambar
|
Keterangan
|
Pardosa
pseudoannulata
|
|
- Memiliki
4 pasang kaki
- Warna
cenderung gelap dan kulit berbulu
- Biasanya
habitatnya berada di permukaan tanah atau dekat pangkal tanaman.
- Memangsa
hama wereng
- Memiliki
garis yang bercahaya yang berbentuk huruf Y
- Sering
di sebut masyarakat dengan laba – laba srigala
- Laba
– laba ini banyak di temukan di lahan basah bekas olahan.
|
|
||
|
||
Tetragnatha
javana
|
|
- Memiliki
kaki yang panjang
- Memiliki
3 pasang kaki
- Bentuk
tubuh lonjong memanjang
- Ukuranya
tidak sebesar laba – laba pardosa.
- Habitatnya
biasanya berada di tajuk tanaman.
|
B. PEMBAHASAN
Pardosa pseudoannulata
Laba laba jantan memiliki 4 sampai 5 garis cahaya melintang disisi perut, sedangkan betina
memiliki 3 garis cahaya yang memanjang bulat telur dan sepasang bintik
bintik bulat. Laba-laba ini sangat aktif memburu mangsanya memakan 5
sampai 15 mangsa setiap hari. Sering ditemukan di dekat pangkal tanaman. Mereka
lebih senang memilih wereng sebagai mangsanya. Laba-laba ini memiliki perilaku
dapat bersembunyi di dalam air. Laba-laba ini ditemukan dalam lahan basah yang
baru diolah atau lahan kering. Berwarna coklat hingga abu-abu. Pada populasi
yang tinggi, mereka juga memakan satu
sama lain. Laba-laba betina sebanyak 200 hingga 400 telur di
dalam kantung. Dari kantung ini,
sekitar 60 sampai 80 spiderlings menetas. Spiderlings baru menetas tetap
melekat pada betina selama beberapa hari. Betina tinggal 3
sampai 4 bulan.
Laba-laba jantan menggoyangkan
bagian mulutnya (yang tampaknya seperti kaki) untuk merayu betina. Setelah
perkawinan, laba-laba betina menenun kantong telur yang disambungkan
ke bagian belakang tubuhnya. Kantong ini dibawa ke mana-mana, juga saat
berburu. Anak laba-laba yang menetas naik ke punggung
induknya, yang mampu membawa 100 anak di punggungnya. Sesudah cukup besar,
mereka turun dari induknya pada saat angin berhembus, mengangkat bagian
belakang badannya, menenun sutera, dan ditiup angin ke tempat lain.
Laba laba tetragnata javana
berhabitat di tajuk tanaman misalnya pada tajuk tanaman padi. Laba – laba ini
memangsa hama – hama yang biasanya berada di tajuk tanaman misalnya hama
wereng, belalang dan lain-lain. Laba – laba ini mempunyai bentuk tubuh pajang
dengan di lengkapi tiga pasang kaki yang panjang pula. Kaki tersebut berfungsi
untuk meloncat menerkam mangsanya. Tubuh laba – laba ini tidak sebesar dan
setebal laba – laba pardosa, tubuhnya tipis dan lebih lunak. Tetragnatha
javana merupakan famili
tetragnathidae yaitu laba-laba
yang sangat memanjang dan sangat tipis, berkaki
panjang ber-chelicerae
(rahang) besar, spesies ini
merupakan Arhtropoda karnivor yang memakan
agas, serta larva Arthopoda herbivora.
Laba
- laba ini memiliki kaki yang panjang dan berukuran tubuh 6-10 mm. Matanya
tersusun dalam 2 baris yang berbeda. Perut berwarna kuning kecoklatan dengan
panjang 4 kali lebar nya. memiliki rahang yang besar dibandingkan dengan
kepalanya. Telur dari laba-laba ini ditutupi jaring seperti kapas yang
diletakan di atas tanaman padi. Dia lebih suka lingkungan basah. Dia membangun
jaring berbentuk cincin daimana dia menunggu mangsanya. Sehari dia dapat
memakan 2-3 mangsa dalam sehari.
IV. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang dapat di peroleh dari praktikum tentang laba – laba predator adalah
:
1. Keberadaan
musuh alami seperti predator sangat membantu petani untuk menjaga kualitas
produksinya.
2. Laba
– laba yang berhabitat di tajuk tanaman adalah laba – laba predator tetragnatha javana.
3. Sedangkan
laba – laba predator yang berhabitat di permukaan tanah dekat dengan pangkal
batang adalah laba – laba pardosa
pseudoannulata.
4. Mangsa
utama laba – laba predator di sawah adalah hama wereng.
5. Dengan
adanya musuh alami diharapkan dapat mengurangi penggunaan pestisida yang
berbahan kimia yang dapat menumbulkan banyak efek negatif.
B. SARAN
Diharapkan
untuk praktikum kedepanya bahan yang digunakan sudah siap dan lengkap agar
tidak memakan waktu untuk melengkapi bahan. Untuk asisten sekiranya agar dapat
hadir seluruhnya agar pemberian materi lebih banyak dan lengkap serta praktikan
bisa mengenal smua asisten yang ada.
0 comments:
Post a Comment