Sunday, November 15, 2015

LAPORAN PRAKTIKUM PERBANYAKAN JAMUR ANTAGONIS DI MEDIA PADAT (GYA)

09 April 2015

NAMA    : Jajang Nurzaman                        Asisten :1.Aji Artanto 
NIM        : 05121407004                                                2.Anita Sari
KELAS   : Agroekoteknologi                                       3.Lilian Rizkie
JUDUL   : Perbanyakan Jamur Antagonis                4.Lindah Sari
                   Di Media Padat (GYA)                              5.Rezalina Indra P
                                                                                        6.Windy Lumban G
                                                                                        7. Pebrianta Tarigan
                                                                                        8. Andri Purniawan
                                                                          Nilai :

 


I.     PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Budidaya tanaman merupakan suatu kegiatan pertanian yang dilakukan untuk memperoleh hasil pertanian yang maksimal. Namun dalam melakukan pembudidayaan kita tidak pernah luput dari yang namanya penyakit. Penyakit yaitu suatu keadaan yang mana bagian-bagian tertentu dalam tumbuhan secara fisiologis tidak dapat melakukan aktifitas dengan baik.
Jamur  adalah suatu kelompok jasad hidup yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi, karena mempunyai dinding sel, tidak bergerak, berkembang biak dengan spora, tetapi tidak mempunyai klorofil. Jamur tidak mempunyai batang, daun, dan akar serta tidak mempunyai sistem pembulu seperti pada tumbuhan tingkat tinggi.  Jamur umumnya berbentuk seperti benang, bersel banyak, dan semua dari jamur mempunyai potensi untuk tumbuh, karena tidak mempunyai klorofil yang berarti tidak dapat memasak makanannya sendiri, maka jamur memanfaatkan sisa-sisa bahan organik dari makhluk hidup yang telah mati maupun yang masih hidup.  Jamur yang hidup pada tanaman yang masih hidup disebut parasit, karena menyebabkan penyakit pada tanaman/pathogen.
Jamur yang menjadi patogen pada tanaman, mengganggu proses-proses fisiologis pada tanaman yang menjadi inangnya.  Gangguan yang terus menerus merugikan aktifitas tanaman disebut penyakit tanaman.  Jamur merugikan tanaman dalam hal pengangkutan zat cair dan garam mineral, mengganggu proses fotosintesis, serta mengganggu pengangkutan hasil-hasil proses fotosintesis. Jamur juga dapat merusak akar, batang, daun, buah, dan bunga serta hasil tanaman di tempat penyimpanan.
Selain jamur pengganggu pertumbuhan tanaman ada juga jamur yang mengganggu pertumbuhan jamur patogen pada tanamaman. Jamur ini berpengaruh baik bagi petani karna pertani tidak harus menggunakan pestisida kimia untuk mengatasinya dengan demikian penggunaan bahan kimia dapat di ditekan dengan mengandalkan musuh alami yang banyak terapat di alam yang tidak berdampak negatif pada lingkungan kedepanya. Contoh jamur antagonis adalah jamur trichoderma sp .Potensi jamur Trichoderma sebagai jamur antagonis yang bersifat preventif terhadap serangan penyakit tanaman telah menjadikan jamur tersebut semakin luas digunakan oleh petani dalam usaha pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Disamping karakternya sebagai antagonis diketahui pula bahwa Trichoderma,sp. Juga berfungsi sebagai dekomposer dalam pembuatan pupuk organik. Aplikasi jamur Trichoderma pada pembibitan tanaman guna mengantisipasi serangan OPT sedini mungkin membuktikan bahwa tingkat kesadaran petani akan arti penting perlindungan preventif perlahan telah tumbuh.

B.  TUJUAN
Untuk mendapatkan biakan murni jamurAntagonis di media padat GYA.


II.  PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A.  WAKTU DAN TEMPAT

Praktikum pengelolaan hayati dan pengelolaan habitat tentang perbanyakan jamur antagonis di media padat (GYA) dilakasanakan pada tanggal 06 April 2015, pukul 10.00 WIB sampai dengan selesai. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Fitopatologi, jurusan Hama Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

B.  ALAT DAN BAHAN
Adapun alat  yang di gunakan pada praktikum perbanyakan jamur antagonis di media padat (GYA) adalah cawan petri, pinset, LAF, bunsen, plastik isolasi dan bayclin. Sedangkan bahan yang di gunakan adalah 20 gram gula, 10 gram yeast 1 bungkus agar dan 1 liter aquadest.

C.  CARA KERJA
Untuk praktikum perbanyakan jamur antagonis di media padat (GYA) langkah – langkah kerja yang dilakukan adalah :
1.    Siapkan biakan jamur antagonisnya.
2.    Siapkan 20 gram gula dan 10 gram yeast, agar dan aquadest.
3.    Masukan kedalam cawan petri, setelah media padat siap lalu lakukanlah perbanyakan jamur antagonisnya.
4.    Perbanyakan dilakukan di dalam laminar air flow serta menghidupkan bunsen agar proses perbanyakan akan berhasil.
5.    Buka perlahan tutup cawan petri berisi media padat kemudian putar-putar di belakang bunsen lalu ambil sedikit biakan jamur antagonis lalu letakan di dalam cawan petri yang berisi media padat lalu putar-putar kembali di belakang bunsen.
6.    Bungkus dengan plastik isolasi, lalu beri label nama praktikan.

III.   HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  HASIL
Foto
Keterangan


 

-       Komposisi media padatnya adalah 20 gram gula dan 10 yeast, agar dan aquadest
-       Jamur yang di biakan adalah jamur yang bersifat antagonis
-       Reisolasi dilakukan di laminar air flow dan pemindahanya di lakukan di belakang api bunsen.
-       Yang menjadi faktor keberhasilan perbanyakan jamur antagonis di media padat ini adalah kondisi steril.
-       Dari gambar di samping menunjukan bahwa perbanyakan jamur antagonis di media padat telah gagal, karena media terkontaminasi sehingga tumbuh jamur yang tidak di kehendaki.






B.  PEMBAHASAN
Pada praktikum tentang perbanyakan jamur antagonis di media padat (GYA) tingkat keberhasilan sangat di pengaruhi oleh ke aseptikan atau steril. Seharusnya sebelum perbanyakan dilaksanakan semua alat dan bahan harus dalam konsidi steril agar tingkat keberhasilan perbanyakan jamur antagonis di media padat (GYA) tinggi. Untuk membuat media padatnya komposisi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan harus tepat agar media padat (GYA) dapat di gunakan sebagaimana fungsinya. Penakaran bahan – bahan untuk membuat media padat (GYA) di takar dengan menggunakan neraca analitik, bertujuan agar tingkat keakuratanya 100%.
Sebelum praktikan melakukan pemindahan, tangan praktikan harus di semprot alkohol atau bayclin terlebih dahulu, kemudia proses perbanyakan di lakukan di dalam Laminar Air Flow agar tingkat steril lebih tinggi, namun itu belum cukup memastikan steril atau tidak maka di tambah dengan menyalakan api bunsen, proses pemindahan di lakukan di sekitar api bunsen. Ini membuktikan bahwa keaseptikan sangatlah penting dan menentukan berhasil atau tidaknya proses perbanyakan jamur antagonis yang di inginkan. Apabila terjadi kontaminasi maka jamur yang akan tumbuh adalah jamur-jamur yang tidak diinginkan misalnya jamur udara atau yang lainya dan untuk jamur yang diharapkan kecil kemungkinan untuk tumbuh pada media padat yang sudah terkontaminasi. Dapat dikatakan bahwa perbanyakan jamur antagonis di media padat telah gagal.
Contoh jamur antagonis yang diharapkan tumbuh adalah jamur trichoderma sp jamur ini dapat menekan laju pertumbuhan jamur patogen yang menyerang tanaman. Misalnya pada serangan JAP atau jamur akar putih yang sering di jumpai pada tanaman karet. Dengan adanya jamur antagonis ini maka diharpkan petani akan mengurangi penggunaan pestisida kimia yang dalam jangka waktu lama akan menyababkan dampak negatif. Lain halnya dengan menggunakan musuh alami ini yang sangat aman dan ramah lingkungan. Tetapi penggunaanya masi rendah, mungkin karena sumber daya manusianya yang masih kurang atau karna ketidak tahuan petani akan musuh alami ini.

IV.   PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat di peroleh dari praktikum tentang perbanyakan jamur antagonis di media padat (GYA) adalah :
1.    Menggunakan musuh alami adalah salah satu cara pengendalian hayati yang ramah lingkungan.
2.    Jamur antagonis tidak hanya dapat dibiakan pada media cair tetapi dapat juga di biakan pada media padat GYA dengan komposisi yang tepat.
3.    Keberhasialan perbanyakan jamur antagonis ini terletak pada faktor sterilnya.
4.    Alat-alat yang di gunakan sebelumnya harus di sterilkan agar perbanyakan berhasil dan tidak terjadi kontaminan.
5.    Dari gambar di atas menunjukan bahwa perbanyakan jamur antagonis di media padat GYA telah gagal.

B.  SARAN

Diharapkan untuk praktikum kedepanya bahan yang digunakan sudah siap dan lengkap agar tidak memakan waktu untuk melengkapi bahan. Untuk asisten sekiranya agar dapat hadir seluruhnya agar pemberian materi lebih banyak dan lengkap serta praktikan bisa mengenal smua asisten yang ada.

0 comments:

Post a Comment

Total Pageviews

Powered by Blogger.

Labels

Pages

Contributors