Monday, November 16, 2015

LAPORAN PRAKTIKUM
PEMANFAATAN SERANGGA ENTOMOPATOGEN DI EKOSISTEM TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA


12 Februari 2015
NAMA    : Jajang Nurzaman                                Asisten :1.Aji Artanto 
NIM        : 05121407004                                                       2.Anita Sari
KELAS   : Agroekoteknologi                                               3.Lilian Rizkie
JUDUL   : Pemanfaatan serangga entomopatogen           4.Lindah Sari
                   Di ekosistem tanaman pangan dan                   5.Rezalina Indra P
                   Hortikultura.                                                      6.Windy Lumban G
                                                                                                7. Pebrianta Tarigan
                                                                                                8. Andri Purniawan
                                                                                    Nilai :

 


I.     PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Pengalaman menunjukan bahwa pengendlian hama pada tanaman pangan dan hortikultura, terutama sayuran umumnya hanya mengandalkan pada keampuhan pestisida dan bahan kimia lainya. Kondisi ini tentu saja tidak dikehendaki karena dampak negatif yang diakibatkan akan sangat merugikan seperti cacat lahir atau kanker. Menyadari hal ini, pemerintah indonesia mngeluarkan inpres Nomor 3 tahun 1986 yang mengatur jumlah dan jenis pestisida yang digunakan dan undang – undang Nomor 12 tahun 1992 yang mengatur sistem budidaya tanaman. Lebih lanjut diatur tentang perlindungan tanaman pada peraturan pemerintah nomor 6 tahun 1995, khususnya pasal 4 Bab 1 dan pasal 14 Bab II yang intinya mengisyaratkan pentingnya penerapan non-kimiawi, melainkan pengendalian hayati, dalam sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
Pengendalian hayati yang memanfaatkan agens hayati (parasitoid, predator atau entomopatogen) merupakan komponen uatama PHT. Pendekatan yang dapat dilakukan dalam pengendalian hayati adalah introduksi, augmentasi, dan konservasi agen hayti. Konvensi tentang pasar bebas, yang terkait dengan ketentuan batas minimum residu pestisida, memberikan peluang besar untuk memanfaatkan agens hayati tersebut baik pertanaman pangan maupun hortikultura.

B.  TUJUAN
Untuk mngetahui makanan (mangsa) serangga entomopatogen di ekosistem tanaman pangan dan Hortikultura


II.  PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A.  WAKTU DAN TEMPAT

Praktikum pengelolaan hayati dan pengelolaan habitat tentang pemanfaatan serangga entomopatogen di ekosistem tanaman pangan dan hortikultura dilakasanakan pada tanggal 12 Februari 2015, pukul 10.00 WIB sampai dengan selesai. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Insect, jurusan Hama Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

B.  ALAT DAN BAHAN
Adapun alat  yang di gunakan pada praktikum pemanfaatan serangga entomopatogen di ekosistem tanaman pangan dan hortikultura adalah kamera, cawan petri. Sedangkan bahan yang di gunakan adalah 30 kutu daum, 10 kutu putih, 2 koksi predator ( yang di puasakan 24 jam ).

C.  CARA KERJA
Untuk praktikum pemanfaatan serangga entomopatogen di ekosistem tanaman pangan dan hortikultura langkah – langkah kerja yang dilakukan adalah :
1.    Masukan masing – masing bahan kecawan petri berbeda (1 cawan petri berisi 30 kutu daun dan 1 kumbang koksi predator). Dan 1 cawann petri berisikan 10 kutu putih dengan 1 kumbang predator
2.    Amati setiap 5 menit jumlah kutu daun dan kutu putih yang di makan koksi predator selama 30 menit.

III.   HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  HASIL
Waktu
(menit)
Kutu daun
Kutu putih
Gambar
5 menit
-
1









10 menit
-

-
15 menit

-
-
20 menit

-
-
25 menit

-
-



30 menit
-





-
Total yang di makan
-
1



B.  PEMBAHASAN

Musuh alami adalah organisme yang ditemukan di alam yang dapat membunuh serangga sekaligus, melemahkan serangga, sehingga dapat mengakibatkan kematian pada serangga, dan mengurangi fase reproduktif dari serangga.Musuh alam biasanya mengurangi jumlah populasi serangga, inang atau pemangsa, dengan memakan individu serangga.Untuk beberapa spesies, musuh alami merupakan kekuatan utama yang mengatur dinamika populasi serangga, sehingga penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana musuh alami dapat mempengaruhi populasi serangga untuk mengestimasi pengaruhnya. Untuk menjelaskan kepadatan populasi serangga dan memprediksi terjadinya outbreaks, dalam pest management program, kita perlu memahami musuh alami untuk memanipulasinya di lapangan sebagai pengendali hama.
Organisme dalam aktivitas hidupnya selalu berinteraksi dengan organisme lainnya dalam suatu keterkaitan dan ketergantungan yang kompleks.Interaksi antar organisme tersebut dapat bersifat antagonistik, kompetitif atau simbiotik. Sifat antagonistik ini dapat dilihat pada musuh alami yang merupakan agen hayati dalam pengendalian hama. Musuh alami memiliki peranan dalam pengaturan dan pengendalian populasi hama, sebagai faktor yang bekerjanya tergantung kepada kepadatan, dalam kisaran tertentu musuh alami dapat mempertahankan populasi hama di sekitar aras keseimbangan umum.
Untuk membuktikan adanya musuh alami yang memangsa hama pada tanaman dilakukanlah praktikum ini, yaitu dengan membiarkan dua macam kutu yang di masukan kedalam cawan petri yang berbeda, lalu di beri masing – masing satu kumbang koksi untuk satu cawan petri. Kumbang koksi yang digunakan adalah kumbang koksi predator yang sebelumnya telah di puasakan atau tidak di beri makanan selama 24 jam, tujuanya agar saat di letakan di cawan petri yang berisi kutu daun dan kutu putih maka kumbang koksi akan segera memangsanya. Karena telah kita ketahui bahwa mangsa utama kumbang koksi predator adalah jenis kutu – kutuan.
Pada saat praktikum untuk kutu daun tidak ada karena tidak mendapatkanya hanya kutu putih saja yang ada, sehingga hanya menggunakan satu cawan petri dan satu kumbang predator. Cawan petri tersebut berisikan 15 kutu putih yang di peroleh dari daun pepaya. Pada saat 5 menit setelah di letakan kumbang koksi predator ke dalam cawan petri maka kumbang tersebut langsung memangsa kutu daun yang berada di cawan petri tersebut. Kumbang koksi tersebut hanya memangsa satu dari lima belas kutu putih yang berada di cawan petri.
Pada menit ke 10 sampai ke menit 30 kumbang koksi predator tidak memangsa kutu putih lagi. Kumbang koksi predator hanya berkelilingi cawan petri dan sesekali terbang di dalam cawan petri. Kumbang koksi predator hanya memangsa satu kutu putih kemungkinan di akibatkan karena adanya aktifitas manusi yang terlalu dekat sehingga kubang koksi predator enggan memangsa lebih banyak lagi. Atau dapat juga di akibatkan karena kumbang koksi sudah cukup memangsa satu kutu daun saja. Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa memang benar adanya bahwa ada cara lain mengendalikan hama tanpa harus menggunakan bahan kimia seperti pestisida. Musuh alami adalah salah satu agen yang dapat mengurangi populasi hama yang merugikann  petani tanpa menimbulkan dampak negatif bagi petani maupun lingkungan, oleh karena itu sangat penting untuk mempertahankan musuh alami yang berada bebas di alam ini.
  

IV.   PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat di peroleh dari praktikum tentang pemanfaatan serangga entomopatogen di ekosistem tanaman pangan dan hortikultura adalah :
1.    Musuh alami kutu daun dan kutu putih adalah kumbang koksi predator.
2.    Untuk membuat kumbang koksi agresif dan memangsa kutu daun, kumbang koksi di puasakan selama 24 jam.
3.    Kumbang koksi predator adalah salah satu agen hayati yang berfungsi mengendalikan atau mengurangi populasi hama kutu daun maupun kutu putih pada tanaman sayuran tanpa menimbulkan efek negatif pada tanaman maupun lingkungan.
4.    Penggunaan bahan kimia secara terus menerus untuk pengendalian hama maka akan mengakibatkan efek negatif, baik pada lingkungan maupun pada tanaman itu sendiri.
5.    Jika tidak dilakukan penanganan pada hama kutu daun yang berada di tanaman sayuran maka akan mengakibatkan tanaman sayuran akan rusak dan tingkat produksi menjadi rendah.

B.  SARAN

Diharapkan untuk praktikum kedepanya bahan yang digunakan sudah siap dan lengkap agar tidak memakan waktu untuk melengkapi bahan. Untuk asisten sekiranya agar dapat hadir seluruhnya agar pemberian materi lebih banyak dan lengkap serta praktikan bisa mengenal smua asisten yang ada.

0 comments:

Post a Comment

Total Pageviews

Powered by Blogger.

Labels

Pages

Contributors